
Siswa SMA Muhammadiyah 1 Taman sedang mempresentasikan hasil penelitian Final Projek di depan guru penguji (Nashiiruddin)
Ujian Final Projek yang dilaksanakan seluruh siswa SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) menjadi inspirasi bagi seluruh siswa Smamita lainnya. Tidak terkecuali dari beberapa kelompok siswa yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan melalui penelitian inovatif bertajuk “Pemanfaatan Hama Enceng Gondok sebagai Pupuk Kompos”.
Kegiatan yang berlangsung di ruang kelas XI-3 lantai 7 pada hari Rabu (19/11/2025). Menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Final Project siswa dari kelas X hingga XII yang mendorong kreativitas, riset ilmiah, dan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Enceng gondok yang selama ini dikenal sebagai hama perairan karena pertumbuhannya yang begitu cepat dan mengganggu ekosistem, melalui penelitian siswa Smamita mampu diolah menjadi pupuk kompos ramah lingkungan.
Melalui bimbingan secara intensif, para siswa melakukan serangkaian tahapan mulai dari pengumpulan tanaman enceng gondok, proses pencacahan, fermentasi, hingga pengujian kualitas kompos. Mereka merupakan siswa dari Internasional Class XI-5 Ibnu Mujhtahid Dzakiya, Tisya Azelia Pasha, Aqeela Fatihah, Ian Keshena Dewantara, dan Ghildan Fahreyza Putra Fardian.
Salah satu anggota tim penelitian Tisya Azelia Pasha menjelaskan bahwa kompos enceng gondok memiliki kandungan unsur hara yang cukup baik untuk tanaman, terutama nitrogen yang mendukung pertumbuhan daun.
“Kami ingin menunjukkan bahwa sesuatu yang dianggap hama pun bisa menjadi solusi jika dikelola dengan tepat,” ujarnya
“Alasan utama kami memilih melakukan penelitian hama enceng gondok yang akan kami jadikan pupuk kompos karena enceng gondok dirasa begitu banyak dan tumbuh subur di perairan. Khususnya di sungai desa Tawangsari yang dimana eceng gondok seringkali dianggap invasif dan mengganggu ekosistem sungai. Hingga menyebabkan manusia yang masih bergantung pada sumber daya alam disana sedikit terhambat.”
Tujuan kami dengan produk Eceng Gondok Plus (ENDO+) agar eceng gondok memiliki nilai positif yang berguna bagi lingkungan dan juga masyarakat setempat.
Penelitian kami berbasis R&D, dimana kami mencari konsistensi dan komposisi pupuk yang pas untuk pertumbuhan tanaman yang paling efektif.
“Kami memanen eceng gondok yang berada pada desa Tawangsari dan mencucinya bersih, hingga memotongnya sepanjang 3-5 cm dan mengeringkannya selama 5 hari.”
“Proses fermentasi dilakukan setelah eceng gondok mengering dan menyusut, menggunakan dedak ayam, gula, EM4, pupuk sapi selama 3 minggu sampai 4 minggu dan bisa diuji coba kepada tanaman tomat.”
Sementara guru penguji juga memberi apresiasi atas keseriusan siswa dalam menjalankan penelitian. Ia menilai bahwa proyek ini tidak hanya melatih kemampuan akademis, tetapi juga menumbuhkan kepedulian terhadap isu lingkungan serta potensi kewirausahaan di bidang pertanian organik.
Inovasi yang dilakukan siswa Smamita ini tentunya akan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Siswa Smamita kembali membuktikan bahwa generasi muda mampu menghasilkan karya nyata yang berdampak positif dan memberikan solusi bagi permasalahan lingkungan.
Penulis Nashiiruddin
