Siswa Internasional Class XI-5 Zahratussita Putri Thufailah sedang mempresentasikan Final Project. Foto: Nashiiruddin
SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun budaya berkarya melalui penyelenggaraan Final Project sebagai puncak pembelajaran berbasis proyek, Rabu (19/11/2025).
Kegiatan ini menjadi wadah bagi seluruh siswa untuk menampilkan kreativitas, inovasi, dan kemampuan berpikir kritis melalui karya nyata yang dipresentasikan di hadapan dewan guru penguji. Final Project diawali dengan tahap penggalian ide dan perumusan masalah.
Para siswa diarahkan untuk mengidentifikasi isu di sekitar mereka mulai dari lingkungan, sosial, kewirausahaan, hingga teknologi. Proses ini membentuk pola pikir analitis sekaligus mendorong mereka menghasilkan solusi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Pada tahap perencanaan dan riset, siswa melakukan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, hingga studi literatur. Guru pembimbing berperan sebagai fasilitator yang memberikan arahan metodologis agar setiap karya memiliki dasar yang kuat dan terukur. Kreativitas serta kemampuan kolaborasi menjadi nilai utama yang diasah dalam proses ini.
Tahap berikutnya adalah pembuatan karya. Ide-ide yang telah dirumuskan kemudian diwujudkan dalam berbagai bentuk produk, seperti prototipe teknologi, media pembelajaran, karya seni, inovasi sosial, hingga produk kewirausahaan. Banyak hasil karya yang dinilai segar dan implementatif.
Agenda dilanjutkan dengan presentasi karya unggulan. Setiap kelompok menyampaikan latar belakang ide, proses pembuatan, keunggulan produk, hingga manfaat yang ditawarkan.
Guru penguji Alifia Widianti, S.Pd., M.H. memberikan apresiasi tinggi terhadap kreativitas dan kesungguhan para siswa. Menurutnya, Final Project Smamita mampu menumbuhkan karakter sekaligus membuktikan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan berkolaborasi.
“Final Project Smamita bukan sekadar ajang presentasi, tetapi ruang pembuktian kemampuan siswa dalam berpikir kritis, berkolaborasi, dan menciptakan karya bermakna. Setiap kelompok menampilkan gagasan dengan percaya diri lengkap dengan data, analisis, dan solusi yang relevan,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi proses panjang yang dilalui siswa mulai dari mencari ide, melakukan riset, merancang konsep, hingga mempresentasikan hasil akhir dengan penuh tanggung jawab. “Kedisiplinan, komunikasi yang baik, serta kreativitas mereka menjadi bukti bahwa pembelajaran berbasis proyek benar-benar membentuk karakter dan kompetensi,” tambahnya.
Pengalaman ini, lanjutnya, menjadi bekal berharga bagi siswa untuk menghadapi tantangan di jenjang berikutnya sekaligus memotivasi mereka untuk terus berkarya dan memberi manfaat.
Sementara itu, Zahratussita Putri Thufailah, siswa International Class XI-5 yang mempresentasikan final project, mengaku awalnya merasa terbebani. Namun setelah ujian presentasi selesai, ia merasa lega meskipun masih ada beberapa perbaikan.
“Saya bangga ketika berhasil menyelesaikan presentasi final project bersama kelompok. Proses mulai dari menggali ide, melakukan riset, hingga mempresentasikan karya menjadi pengalaman yang luar biasa,” ungkapnya.
Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya melatih kemampuan berpikir kritis dan kreatif, tetapi juga membangun kepercayaan diri saat menyampaikan gagasan di hadapan publik.
“Saya belajar mempertanggungjawabkan setiap keputusan dalam karya yang dibuat dan bekerja secara lebih terstruktur dari awal hingga akhir penelitian,” tuturnya.
Menurutnya, final project menjadi wadah yang membuka wawasan dan mendorong siswa untuk terus berkembang karena hasil penelitian membuat mereka lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar.
Final Project Smamita bukan sekadar tugas akhir, melainkan perjalanan pembelajaran yang membentuk karakter serta kemampuan siswa menuju masa depan yang lebih siap dan berdaya saing global.
Penulis : Nashiiruddin