Direktur Smamita Dorong Ortom Adaptif dengan Perkembangan Zaman

Direktur Smamita Dorong Ortom Adaptif dengan Perkembangan Zaman

Direktur SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) Edwin Yogi Laayrananta MIKom hadir langsung memberikan sambutan dalam musyawarah bersama yang diadakan oleh Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM), Senin (30/9/2024).

Acara berlangsung di Smamita Tower Jalan Raya Ketegan No 35 Sepanjang Sidoarjo. Turut hadir Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sepanjang, Pimpinan Ranting IPM se-Sepanjang, perwakilan dewan guru, serta perwakilan dari siswa-siswi setiap kelas SMA Muhammadiyah 1 Taman.

Edwin Yogi menyebutkan bahwa musyawarah bersama merupakan sebuah evaluasi yang seharusnya dilakukan secara mendalam. Dengan begitu, ke depan bisa dijadikan sebagai bahan untuk memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik.

“Tiga ortom yang ada di Smamita, yakni Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Tapak Suci, dan Hizbul Wathan, harus menjadi teladan terbaik bagi semuanya,” tuturnya.

Dengan demikian, lanjut Edwin, ke depan kepengurusan tiga ortom itu mampu melakukan pembenahan di beberapa hal. Selain itu, tantangan organisasi kemasyarakatan jauh semakin pesat. Juga akan jauh berbeda dengan hari ini.

“Maka poin yang pertama anak-anakku sekalian IPM, Tapak Suci, dan Hizbul Wathan yang ada di sekolah ini semuanya adalah tim. Menjadi cukup penting dicantumkan dalam aktivitas adaptif. Perkembangan zaman begitu pesat, kondisi sosial masyarakat juga begitu cepat,” paparnya.

“Kalau kita tidak fleksibel, tidak melakukan aktivitas yang adaptif terhadap kegiatan kondisi sosial, ini menjadi tantangan terbesar bagi kita semuanya. Tentu anak-anakku sekalian aktivitas yang dilakukan oleh anak-anakku dalam rangka mewujudkan amar ma’ruf nahi mungkar dan memiliki semangat tajdid,” jelasnya.

Edwin melanjutkan, segala aktivitas yang dilakukan oleh tiga ortom merupakan pendekatan diri kepada Allah SWT. Tentu tantangan dunia sangat berbeda. Maka, sifat adaptif perlu dilakukan sebagai bentuk penyesuaian kepada kegiatan kita.

Selain itu, Edwin juga menjelaskan mengenai ciri orang yang mentalnya sakit dan tidak mampu bersifat adaptif.

“Ciri-ciri orang yang mentalnya sakit itu adalah orang yang tidak mampu berperilaku adaptif, tidak fleksibel. Semakin orang itu kaku, tidak fleksibel, psikologi orang itu sakit. Maka anak-anakku sekalian sikap adaptif atau fleksibel ini jangan hanya dimaknai pada aktivitas kepemimpinan,” terangnya.

Pentingnya sifat adaptif ini juga tercantum dalam surah Al-Baqarah Ayat 124:

?????? ????????? ?????????? ??????? ?????????? ??????????????? ????? ??????? ????????? ????????? ????????? ????? ?????? ????????????? ????? ??? ??????? ??????? ?????????????

Ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat. Lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Allah berfirman:

“Sesungguhnya aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia”. Dia (Ibrahim) berkata, “(Aku mohon juga) dari sebagian keturunanku”. Allah berfirman, “(Doamu Aku kabulkan, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim”.

Selain menyampaikan tujuan bermusyawarah, Edwin juga menuturkan beberapa pesan yang disampaikan saat itu.

Pesan pertama, seluruh anggota ortom maupun siswa-siswi Smamita diharapkan mampu dan memiliki sikap adaptif atau fleksibel. Dia menegaskan bahwa salah satu ciri orang yang mentalnya sakit ialah orang yang tidak mampu bersikap adaptif.

Pesan kedua, dia mengajak seluruh anggota ortom untuk dapat menjadikan ortom sebagai wadah untuk menjalin relasi. Relasi ini penting bukan untuk saat ini saja, namun untuk masa yang akan datang.

Pesan terakhir, dia mengajak seluruh siswa yang hadir untuk tetap menjaga etika. “Bahwa etika merupakan soft skill yang tidak dipelajari di dalam kelas, namun di pelajari ketika kita berorganisasi,” tandasnya.

(Rasya/Nashiiruddin/AS disandur dari KLIKMU.CO)