Terobosan Baru! BK Smamita Sediakan Kotak Saran dan Curhat untuk Tampung Masukan Siswa

Terobosan Baru! BK Smamita Sediakan Kotak Saran dan Curhat untuk Tampung Masukan Siswa

Bimbingan Konseling (BK) SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) punya terobosan baru. Demi memudahkan siswa, BK Smamita menyediakan kotak saran dan kotak curhat yang ditempatkan di depan ruangan, Senin (7/10/2024).

Dua kotak tersebut tentu akan memberikan kemudahan bagi siswa yang ingin menyampaikan saran dan unek-unek pribadinya.

Keberadaan tim bimbingan konseling di sekolah merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi siswa. Pengembangan diri dan kepribadian siswa itu mampu terdeteksi dengan adanya beberapa tes psikologis yang melibatkan tim bimbingan konseling.

Tugas tim bimbingan konseling juga membantu individu setiap anak untuk mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan yang dimilikinya. Tentu cara itu dilakukan secara terstruktur dan sistematis.

Keyla Reykeu Afrilia Ahmad, siswa kelas XI-6, merasa terbantu dengan hadirnya kotak curhat dan kota saran.

“Iya, tidak semua siswa mau menuju ruang BK. Ada yang masih malu-malu juga. Hadirnya kotak curhat ini bisa meminimalkan rasa malu dan takut sehingga kotak itu bisa menjadi awal sebuah cerita. Bahkan hadirnya kotak tersebut juga bisa memfasilitasi kami untuk bertemu di tempat yang berbeda yang intinya bisa diluar ruang BK,” ujarnya.

Tetapi, dia menilai tidak semua yang menuju ruang BK itu karena bermasalah. Bisa juga sekadar ingin tahu mengenai beberapa informasi seperti masuk perguruan tinggi negeri, bahkan jalur-jalur perkuliahan lainnya.

“Hadirnya tim BK di sekolah juga merupakan sahabat atau teman untuk siswa. BK ini selalu memberikan solusi yang memudahkan kita untuk selalu menjadi baik. Selain itu, juga mengatasi kesulitan dan memecahkan masalah yang dialami bagi setiap siswa,” paparnya.

Sementara itu, guru BK SMA Muhammadiyah 1 Taman Dita Kurnia Sari MPd mengatakan, pihaknya sengaja menghadirkan kotak curhat dan saran sebagai program dari BK sekolah.

“Tidak semua siswa bisa secara verbal atau terbuka menyampaikan apa yang dia rasakan, pikirkan, dan inginkan. Sedangkan Bapak Ibu guru BK juga mempunyai keterbatasan untuk bisa melihat secara jeli masing-masing siswa tentang kebutuhan apa yang dia inginkan serta mengenai masalahnya apa,” katanya.

Karena itu, adanya media kotak itu bisa menjadi tempat anak-anak cerita secara verbal. Selain itu, mampu menjembatani antara peran bapak ibu BK.

Yakni, mengenai harapan keinginan siswa, bahkan sampai masalah yang mereka hadapi anak-anak bisa menulis secara lugas. Mereka terbuka untuk bisa mengomunikasikan secara lanjut dengan Bapak Ibu guru BK. Kita akan undang tapi kalau tidak ada identitasnya paling tidak Bapak Ibu BK bahwa ada kebutuhan akan masalah ini di siswa-siswi kita”.

“Maka kita akan menindak lanjuti dengan adanya program yang umum. Misalnya saja Bapak Ibu BK akan masuk ke kelas dengan mengundang pihak Puskesmas Taman mengenai kesehatan reproduksi. Nah dari mana kok ada materi itu. Karena ternyata ada siswa yang tentunya perlu adanya sebuah wawasan mengenai masalah ini berdasarkan apa yang mereka sampaikan di kotak,” tuturnya.

“Jadi, kotak itu sebagai media menjembatani saja biasanya terkait dengan masalah umum yang paling banyak itu, yaitu masalah karir. Bahkan di kelas X biasanya terkait dengan masalah pemilihan kelompok kelas peminatan juga bisa mengenai bimbingan karir biasanya juga terkait dengan pilihan perguruan tinggi negeri (PTN) itu yang paling banyak,” imbuhnya.

Mengenai masalah sosial, contohnya ada teman yang suka mengolok-olok. “Alhamdulillah hari ini sudah kami buka kotak curhat itu sekitar 10 kertas yang masuk. Ada sekitar 6 lembar itu tertulis identitas dan dari situ kami juga punya bayangan untuk menindaklanjuti hal-hal yang dituliskan di kotak,” katanya.

Dita menjelaskan, kotak itu akan dibuka selama satu pekan. Nantinya suara yang masuk akan diklasifikasikan dulu. Jadi, ini masalah urgen atau tidak, akan ada tindak lanjut dari tim bimbingan konseling.

Jika masalahnya harus segera diatasi, istilahnya adalah pelayanan krisis, pihaknya akan menindaklanjuti segera.

“Kalau memang perlu segera dipanggil ya segera dipanggil untuk konsultasi secara individu. Nanti tindak lanjutnya mungkin bisa lebih dari itu. Misal, mengundang wali kelas mengundang orang tua laki-laki tergantung hasil eksplorasi dari masalah awal yang disampaikan siswa-siswi,” paparnya.

“Terkadang anak-anak mempunyai masalah, tapi tidak penting dan akhirnya tidak dikemukakan. Padahal tidak disadari masalah-masalah yang tidak dikemukakan itu akan berdampak pada mereka. Salah satunya bermalas-malasan sekolah, tidak nyaman di kelas, akhirnya diam. Nah ini sebenarnya yang lebih mau kita wadahi dengan adanya kotak saran dan kotak curhat,” pungkas guru yang asli Magetan itu.

(Nashiiruddin/AS disandur dari KLIKMU.CO)